LAPORAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPENDIDIKAN
“KOMPETENSI PEDAGOGIK
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP 2 MAYANG JEMBER”
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kompetensi
Kependidikan)
(Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Sumardi, M. Hum)
Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang
sangat krusial bagi kehidupan manusia. Pendidikan tidak lepas dari aspek-aspek
yang saling berkaitan, salah satunya yakni terkait aspek pendidik dan peserta
didik. Pendidik sebagai mentor maupun leader
atau dengan kata lain dapat dikatakan sebagai sarana bagi peserta didik dalam
menerima setiap ilmu yang diberikan merupakan pihak yang sangat krusial peranannya
dalam proses belajar mengajar.
Begitu besar peran pendidik dalam
proses belajar mengajar menjadikan pendidik harus memiliki kriteria tertentu
untuk dapat benar-benar menjadi pendidik yang kompeten. Pendidik harus memiliki
kompetensi atau dengan kata lain harus mempunyai kemampuan terkait bidangnya
yakni kependidikan. Kompetensi pendidik sendiri terbagi menjadi empat yakni
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi
pribadi.
Terkait dengan perihal kompetensi
pendidik, dalam laporan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kompetensi
pendidik dengan aksentuasi pada kompetensi pedagogik. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber terkait tema wawancara yakni
kompetensi pedagogik dengan objek pendidik (guru Matematika) SMP 2 Mayang
Jember yang terumuskan dalam judul “Kompetensi
Pedagogik dalam Pembelajaran Matematika di SMP 2 Mayang Jember” serta disusun
sebagai pemenuhan tugas akhir mata kuliah
Pengembangan Kompetensi Kependidikan dengn dosen pengampu Dr. Sumardi,
M. Hum.
Tujuan
1.
Memenuhi tugas akhir mata kuliah
Pengembangan Kompetensi Kependidikan;
2.
Meningkatkan kualitas
diri dalam public speaking;
3.
Memperoleh informasi terkait aspek pedagogik
dalam pembelajaran Matematika di SMP 2 Mayang
Topik Wawancara
Aspek pedagogik
Waktu dan Tempat Kegiatan
Acara
ini dilaksanakan pada:
Hari
/
Tanggal
: Senin, 15 Desember 2014
Pukul
: 18.00
WIB s/d selesai.
Tempat
: Rumah Bapak. Davit (Sumbersari Jember)
Deskripsi Narasumber
Nama : Davit Rahman, S. Pd.
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 17 Agustus 1973
Riwayat Pendidikan
SD : SDN
Manggersari 2 Mojokerto
SMP :
SMPN 04 Mojokerto
SMA :
SMAN 03 Mojokerto
Perguruan
Tinggi : FKIP Matematika
Universitas Jember
Riwayat Mengajar : 1. SMAN 02 Jember (1998-2002)
2. SMKN 03 Jember (2003-2008)
3. SMA Pahlawan Jember (1999-20008)
4. SMPN 2 Mayang Jember (2008-sekarang)
Aspek
Pedagogik dalam Pembelajaran Matematika di SMP 2 Mayang Jember
Dalam pembelajaran formal tidak
terlepas dari unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan,yakni beberapa
diantaranya dalam kaitannya antara pendidik (guru) dan peserta didik. Guru
sebagai pendidik memiliki tugas seperti yang dikemukakan Peters [1] ada tiga tugas dan tanggung
jawab guru, yaitu a) guru sebagai pengajar; b) guru sebagai pembimbing; dan c)
guru sebagai administrator kelas. Ketiga tugas guru ini merupakan tugas pokok
profesi guru. Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut
memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, di samping
menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya. Guru sebagai pembimbing
memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan
masalah yang dihadapinya.
Berkaitan dengan tugas guru sebagai
pendidik juga pengajar tersebut, seorang guru harus memiliki kompetensi.
Kompetensi sendiri menurut Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu
untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan
bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah
kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Spencer & Spencer (1993:9)
mengatakan “Competency is
underlying characteristic of an individual that is causally related to
criterion-reference effective and/or superior performance in a job or
situation”. Jadi kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang
berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu
pekerjaan dan situasi tertentu. Kompetensi yang dimiliki guru menentukan
kemampuannya dalam mengajar yang turut juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kompetensi
guru dibedakan menjadi empat aspek yakni:
a.
Kompetensi pedagogik
b.
Kompetensi sosial
c.
Kompetensi pribadi; dan
d.
Kompetensi profesional
Seorang guru jika ingin sukses dalam pembelajarnnya, dalam arti
ilmu-ilmu, nilai-nilai kehidupan (pendidikan dan pengajaran) harus menerapkan
keempat kompetensi tersebut secara seimbang agar tercapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
Dalam kompetensi pedagogik
lebih menekankan pada kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencangkup kemampuan merencanakan program belajar
mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar
mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Kompetensi sosial mencangkup kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan pribadi meliputi
sikap dan etitude guru yang dijadikan
teladan bagi peserta didik. Dan kompetensi professional mencangkup kemampuan guru
dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam untuk selanjutnya
disampaikan pada peserta didik..
Keempat
kompetensi yang ada memiliki UU yang mengaturnya, diantaranya kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, kompetensi professional, dan kompetensi pribadi yang di atur
dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Dalam
hal ini berkaitan dengan kompetensi guru, akan dipaparkan lebih lanjut dan
mendalam mengenai kompetensi pedagogik yang sebelumnya telah melalui proses wawancara dengan narasumber, dimana
narasumber sendiri adalah seorang guru pengajar mata pelajaran Matematika di
SMP 2 Mayang Jember. Pemaparan ini lebih
menekankan pada kompetensi pedagogik dalam proses pembelajaran Matematika
mencangkup hal-hal umum terkait masalah-masalah pengajaran dikelas seperti cara
menangani perbedaan individual peserta didik dalam proses pembelajaran, metode
pembelajaran yang digunakan, penerapan Kurikulum 2013,
pengembangan potensi siswa melalui kegiatan ektrakulikuler, peran TIK dalam
pembelajaran, dan masalah-masalah lain terkait proses pembelajaran mengingat
pada laporan ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya teraksentuasi pada
kompetensi pedagogik guru.
Melaksanakan
proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun.
Dalam kegiatan ini, kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan guru menciptakan
dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat,
apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah
kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar
mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan
keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar,
penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan
menilai hasil belajar siswa (Yutmini1992:13).
Dalam proses pembelajaran yang
identik dengan pendidik dan peserta didik, peserta didik sebagai komponen input
pembelajaran tentu saja memiliki karakteristik atau pribadi yang berbeda satu
dengan yang lainnya, berkaitan dengan perihal tersebut, dalam menengani masalah
yang ada, sebagai pendidik, narasumber memaparkan dalam menangani perihal
tersebut lebih menekankan pada pendekatan dalam proses pembelajaran yang wujudkan
dengan pemberian umpan balik pada siswa. Dengan penggunaan metode demikian,
narasumber menyatakan selain memberikan keuntungan lebih mengenal karakteristik
peserta didik, juga memberikan keuntungan lain yakni membuat peserta didik
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Namun, dalam hal ini juga memiliki kendala
yakni terkait masalah waktu yang dirasa narasumber kurang optimal karena dirasa
terlalu singkat.
Berkaitan dengan kompetensi pedagogik
yang lain yakni mengenai masalah metode pembelajaran yang digunakan agar
peserta didik tidak bosan dengan materi pembelajaran yang diberikan. Berkenaan dengan perihal tersebut, narasumber
menggunakan metode yakni mengubah persepsi dalam diri pendidik bahwa dirinya
bukan hanya
sebagai pendidik maupun pengajar, namun sebagai teman belajar, yang diharapkan
dengan pengubahan persepsi inilah, kedekatan antara pendidik dengan peserta
didik semakin intensif sehingga pembelajaran yang diciptakan lebih terkesan
pembelajaran dengan teman. Selain itu, penggunaan metode lain juga sangat
diperlukan, bukan hanya metode ceramah yang cenderung membuat peserta didik
merasa bosan dalam pemelajaran, juga menggunakan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran sebagai instrument yang mempermudah materi belajar diterima
peserta didik, serta mengaitkan materi pembelajaraan dengan kehidupan nyata.
Selanjutnya mengenai Kurikulum 2013 dan penerapannya dalam
pembelajaran, menurut narasumber menyebutkan bahwa Kurikulum 2013 sendiri
memiliki konsep yang bagus, namun memiliki kendala pada proses penilaian yang
dirasa sangat menyulitkan pendidik.
Penilaian sendiri merupakan proses
belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan
kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian
diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat
diupayakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses
belajar mengajar merupakan bagian tugas pendidik yang harus dilaksanakan
setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat
diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa
Dengan krusialnya arti penilaian
dalam proses pembelajaran, kiranya guru sebagai pendidik secara optimal pula
memaknai proses tersebut dengan baik agar tercapai pula tujaun pembelajaran
yang diharapkan, meskipun disisi lain menurut keterangan narasumber proses
penilaian terkait Kurikulum 2013 dirasa sangat menyulitkan para pendidik karena
metode penilaian dalam kurikulum 2013 sendidri dirasa sangat rumit.
Dalam
penerapannya, narasumber menyebutkan bahwa sebagian besar pendidik merasa belum
siap dengan perubahan pada kurikulum yang ada., hal ini tentu saja mempengaruhi
proses pembelajaran sehingga berdampak buruk pula pada peserta didik. Di SMP 2
Mayang sendiri, penerapan kutrikulum 2013 utamanya pada mata pelajaran Matematika
dirasa kurang optimal. Peserta didik yang termasuk dalam kategori siswa
unggulan saja yang mampu dengan mudah mencerna setiap materi yang diberikan
pendidik sesuai Kurikulum 2013, sedangkan bagi peserta didik dalam kategori
golongan biasa-biasa saja, cenderung sebaliknya. Kurikulum 2013 sendiri hanya
dengan mudah diterima di sekolah-sekolah yang masuk kategori sekolah kota dan
elit saja dengan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang, sehingga untuk
penerapannya sendiri, kurikulum 2013 perlu penyesuaian lebih lanjut untuk hasil
yang optimal utamanya di sekolah-sekolah yang masuk kategori sekolah pinggiran,
terang narasumber.
Terkait dengan masalah pengembangan
potensi siswa diluar pembelajaran intrakulikuler, di SMA 2 Mayang sendiri, siswa
diwajibkan mengikuti kegiatan eksrakulikuler dalam mengembangkan sekaligus
mengasah potensi peserta didik, seperti Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), PPU,
ekstrakulikuler olahraga, dan lain sebagainnya.
Proses pembelajaran saat ini tentu
saja tidak terlepas dari peran TIK yang pada era modernitas saat ini begitu
krusial perannya. Peran TIK dalam proses pembelajaran sangat besar utamanya di era
globlisasi saat ini. meskipun TIK berdiri sendiri sebagai mata pelajaran, namun
penguasaan terhadap TIK sendiri
merupakan kewajiban dari para pendidik untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
yang ada. Dalam pembelajaran matematika sendiri penerapan TIK sangat dominan,
narasumber acapkali menggunakan media LCD Proyektor dalam proses
pembelajarannya. Namun yang sangat dikeluhkan adalah mengenai sarana dan
prasarana yang ada di SMP 2 Mayang terkait dengan masalah TIK, yang dirasa
narasumber sangat jauh dari kata sempurana, pihak sekolah hanya memiliki satu
proyektor, juga jaringan internet yang kurang optimal. Hal ini tentu saja
mempengaruhi keoptimalan pembelajaran mengingat
dalam Kurikulum 2013 sendiri peran TIK dalam pembelajaran sangat besar.
Mengenai sarana dan prasarana
pendukung proses pembelajaran, dari pihak sekolah sendiri juga banyak melakukan
usaha-usaha pengajuan dana ke dinas pendidikan setempat. Sarana dan prasarana
di SMP 2 Mayang dirasa narasumber kurang mendukung. Hal ini dapat dilihat salah
satunya dari jumlah ruang kelas yang terlalu berlebihan memuat siswa, atau
dengan kata lain dari sekolah sendiri kekurangan kelas untuk proses pembelajaran,
permasalahan lain juga telah disebutkan
sebelumnya terkait masalah TIK yang kurang mendukung.
Dalam masalah pembelajaran sendiri
terkait metode pendidik dalam berkomunikasi dengan peserta didik, narasumber
menkankan pada penggunaan metode umpan balik yag dirasa mampu mendekatkan
keintensifan antara pendidik dengan peserta didik. Sedangkan dalam proses penilaian sendiri bagi
peserta didik yang kurang memenuhi standart yang diberikan, pendidik melakukan
metode remidi sebagai wujud pemberian kesempatan bagi peserta didik dalam
memperbaiki nilainya, selain itu juga menekankan adanya metode tutor sebaya
yakni semacam cara bagi peserta didik, dimana peserta didik yang telah menguasai
suaatu materi pembelajaran, ikut membantu temannya yang belum menguasai materi
pembelajaran. Hal ini dirasa efektif
ketika metode pendekatan melalui umpan balik kurang berhasil dalam mengintensifkan
kedekatan pendidik dengan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam usaha memperbaiki kualitas
pembelajaran, narasumber memiliki moto yakni “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin” sebagai motivasinya
dalam mengembangkan kualitas pembelajaran yang diampunya utamanya di SMP 2
Mayang. Kegiatan refleksi yang seringkali dilakukan yakni dengan berusaha
menumukan kesulitan-kesulitan maupun kesalahan-kesalahan yang ada dalam proses
pembelajaran untuk kemudian diperbaiki sebagai pengalaman dalam proses
pengajaran selanjutnya.
Jadi dari pemaparan-pemaparan
tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek pedagogik dalam pembelajaran Matematika
di SMP 2 Mayang dapat dikatakan cukup baik. Dari wawancara yang telah
dilakukan, diketahui bahwa narasumber sebagai salah satu pendidik di instansi
terkait memiliki usaha yang cukup baik dan kompeten dalam upaya pengembangan
aspek pedagogik dalam pembelajaran Matematika. Namun dilain sisi
upaya yang telah dilakukan masih terkendala dengan adanya faktor-faktor lain
diluar diri pendidik seperti terkait masalah waktu serta sarana dan prasarana.
Kiranya pemerintah daerah setempat tidak menutup mata dan telinga terkait
masalah pendidikan yang ada, pendidikan yang sempurna akan terwujud jika masing-masing
komponen yang ada dalam suatu system saling terkait juga bersatu dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri, dan
perlu di ingat pula bahwa pendidikan sendiri adalah salah satu tujuan berbangsa
dan bernegara Indonesia yang tercermin dalam kalimat “untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”.